Sabtu, 25 Januari 2014

Bromo Never Dies

Ini adalah sebuah cerita singkat yang pernah saya alami, mungkin sebuah perayaan sebagai warga Negara Indonesia yang baik alangkah baiknya pula kita merayakan hari jadi kemerdekaan kita dengan hal yang istimewa pula. Kisah ini saya alami bersama sahabat istimewa saya, Muhamad Nur Affandi.

Awalnya mungkin ini hal konyol yang pernah  saya kerjakan bersama sahabat saya, bukan ada hal atau maksud untuk meniru sebuah Film Bioskop dengan judul 5*m yang penuh dengan kontroversi. Tapi ini kami lakukan untuk menunjukan bahwa Indonesia jauh lebih indah dari apa yang saya pikirkan sebelumnya.

tepat tanggal 16 Agustus kami mempersiapkan segalanya, mulai dari tenda dan perbekalan. tapi ada satu hal yang luput dari pemikiran kami. ternyata sahabatku ini harus menyelesaikan pekerjaannya hingga larut malam alhasil sayapun menunggu hingga larut malam. dan dengan terpaksa perjalanan kami tunda hari esoknya, ya tanggal 17 Agustus.

17 Agustus...
 Kami berangkat sekitar pukul 05.30 pagi setelah kami melakukan ibadah solat subuh.
Embun yang begitu berat, dingin yang begitu melekat seakan tak menjadi penghalang bagi kami untuk memulai perjalan ini, hanya dengan bermodalkan motor bebek kami siap untuk memanjakan mata ini betapa besardan indahnya ciptaan Tuhan. kami siap membuat mata ini berlinang air mata, kami siap menyebut keagungannya yang beguit dahsyat menciptakan alam ini untuk manusia. tapi sayang ditengah perjalanpun kami memngalami suatu masalah dengan akomidasi yang kami naiki. yah ban motor kami bocor dan sobek separah-parahnya, terpaksa kami berhenti dan mencari bengkel utnuk memperbaikinya, tapi naas yang kami dapat hanyalah bengkele kecil dengan sebuah atap alang-alang diatasnya dan disitu tak pula menjual ban dalam sebagai pengganti ban motor kami. untung ada bapak-bapak yang berbaik hati meminjamkan "Sepeda Onthelnya" yang begitu kuno untuk kami gunakan mencari ban dalam. dan kamipun berhasil menjelma menjadi dua pasang orang yang kikuk mengendari sepeda itu. setelah hal ini kami lalui, kami pun memulai perjalan yang belum setengahnya ini.

pukul 08.00
kamipun berhasil memasuki kabupaten Probolinggo. tapi alarm kehidupan ini mulai menyeruak menjalar dan mencoba memanggil perkerja yang berada pada otak kami. mereka semua seakan berdemo untuk mencari hak mereka. yah kami lapar. dengan sedkikt berunding kami pun mencari tempat makan yang sesuai dengan buget kami. depotpun sudah kami tentukan dan kamipun siap untuk menjelma perut kami, dari sebuah gurun pasir kami jelma menjadi hutan belantara dan sungai amazon, dengan sebuah nasi dan rawon yang maha lezatnya.

pukul 08.30
perjalanan ini tinggal seperempat lagi, tapi sayang kami harus kembali lagi kejalan yang kami lalui tadi. yah kami "kebablasan" kelewatan dari pintu gapura bromo.

pukul 08.45
gapura bromo tepat diddepan mata kami. petualangan inipun akan kami ukir dengan begitu indah di otak kami. naik turun jalan, oper gigi motor, bukanlah peghalang bagi kami. hijaunya alam mebuat kami memaerkan gigi putih kami, berdecak kagum, akan keindahan semua ini dan satu hal lagi, tak lupa proses selfie pun kami lakukan.
selfie dengan alam dan motor yang kami gunakan
hingga kamipun sampai dalam sebuah perkampungan. dan akhirnya loket masuk wisata bromo tenggerpun terpampang didepan mata.

pukul 10.15
kami mecari tempat yang istimewa untuk mendirikan tenda kami. melewati hentanagn lautan pasir untuk mengejar sang saka merah ptuih yang akan berkibar dengan iringan lagu nan suci "Indonesia raya"
kepada Sang Saka Merah Putih. Hormaaaat Grak!!!



dan melepaskan dahaga kami denga pesona indah gunung imut ini. menyimpan energi kami utnuk melakukan pednakian pada esok hari jam 02.00 dini hari.

18 agustus
pukul 02.45
kami terbangun dari dinginnya udara yang menyelimuti kami, mencoba masuk melati celah baju kami, utnuk duduk didalam tulang rusuk kami. semua kami tampik dengan canda tawa yang bgiutu beraroma dalam persahabatan kami. perjalanan malam pun kami lakukan cahaya minim dari senter kepala menjadi teman ketiga kami.

pukul 05.30
penantian sunrise kami tunggu dengan kehangatan senyum kami, mulut yang tak berhenti berdecak kagum. tangan yang terus berkepal mencari titik ketenangan. dan mata yang berkaca-kaca melihat eloknya coretan tuhan saat ini. semua perjuangan yang kami nantin inilah puncak dari yang kami cari coretan tangan besar tuhan yang terkadang terlupa dari pemikiran beberapa insan.

alam tercipta untuk mahluk tuhan, untuk keberlangsungan hidup tiap insan, marilah kita jaga keindahan d\ala, ini dengan hati yang tenang untuk sebuah ketentraman.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar